A.
Analisa Komparatif Akuntansi di
Amerika, Eropa, dan Asia
Setiap negara memiliki sistem akuntansi yang berbeda-beda. oleh karenanya, sering kita
membandingkan sistem akuntansi antar negara tersebut. Menurut Choi (2012:49-96),
contoh perlakuan-perlakuan akuntansi yang berbeda disebabkan oleh adanya
penggunaan standar yang berbeda, sebagai contoh:
1. Standar akuntansi di Inggris Raya memperbolehkan
perusahaan menggunakan penilai untuk menentukan nilai pasar wajar atas aset
tetapnya dan hal tersebut tidak boleh dilakukan di Amerika;
2. Standar akuntansi di Meksiko memperbolehkan
perusahaan untuk menyesuaikan nilai persediaannya terhadap laju inflasi, dan
kebanyakan negara lain melarang hal tersebut;
3. Standar akuntansi di Amerika Serikat memperbolehkan goodwill dikapitalisasi dan dijadikan beban
hanya jika goodwill tersebut mengalami penurunan
nilai, sedangkan di beberapa negara lain goodwill dapat diamortisasi dengan periode
yang berbeda-beda;
4. Standar akuntansi di beberapa negara fasilitas yang
diberikan kepada pekerja semisal fasilitas kesehatan boleh diakui sebagai
kewajiban sedangkan di negara lain hal tersebut baru diakui ketika fasilitas
tersebut dibayarkan;
5. Standar akuntansi beberapa negara lebih mementingkan
pengakuan pendapatan dengan mengunakan basis kas dan bukan dengan basis akrual.
Sistem akuntansi di
benua Amerika banyak memiliki kemiripan dengan
Inggris-Eropa. Amerika telah mengadopsi, dan tidak mengambil sepenuhnya dari
sistem akuntansi Inggris. Akuntansi Amerika Serikat, lebih fokus pada
perusahaan besar dan ketertarikan investor, kebutuhan kreditor dan pengguna
yang lainnya. Informasi yang relevan untuk kebutuhan bisnis adalah subjek
puncak untuk batasan kemampuan kembali. Pasar sekuritas berpengaruh dominan
terhadap peraturan akuntansi di Amerika Serikat. Akuntansi Amerika cenderung lebih mementingkan kebutuhan
investor dan secara relative kurang konservatif dan lebih transparan dari
negara-negara di benua lain.
Sedangkan Akuntansi di Eropa menurut sejarah didasarkan pada
konsep sosialis yang berfokus kepada rencana ekonomi. Akuntansi mereka juga
condong kearah kebutuhan petugas pajak dan fokus sedikit ke arah pencerminan
laba perusahaan. Tetapi dalam beberapa tahun terakhir. Negara di Eropa telah
menerapkan transisi dari negara sosialis menuju ke gaya ekonomi pasar barat. Lain halnya
dengan akuntansi di benua Asia, yang umunya mengadopsi dari sistem
akuntansi negara Inggris dari benua Eropa. Banyak negara berkembang di Asia
mengalami kemunduran kepercayaan diri didalam pasar keuangan, yang berujung
pada krisis finansial. Salah satu jalan keluar dari hal ini adalah meningkatkan
kualitas dan transparansi akuntansi dengan cara mengadopsi kualitas dan
transparansi akuntansi, dengan cara mengadopsi kualitas yang lebih tinggi dari
standar akuntansi.
B.
Standar dan Praktik Akuntansi di
Amerika, Eropa, dan Asia
Di dalam akuntansi keuangan dikenal
adanya standar yang harus dipatuhi dalam pembuatan laporan keuangan. Standar
tersebut diperlukan karena banyaknya pengguna laporan keuangan. Jika tidak
terdapat standar, perusahaan dapat saja menyajikan laporan keuangan yang mereka
miliki sesuai dengan kehendak mereka sendiri. Hal ini tentunya akan menjadi
masalah bagi para pengguna karena akan menyulitkan untuk memahami laporan
keuangan yang ada.
Laporan keuangan merupakan bahasa yang
digunakan oleh komunitas bisnis. Bahasa bisnis tersebut disusun berdasarkan
standar akuntansi yang merupakan aturan-aturan pengukuran untuk laporan
keuangan. Dalam perkembangannya, terdapat banyak dan berbedanya standar
akuntansi yang berlaku sehingga menimbulkan masalah keterbandingan laporan
keuangan. Kondisi ini tentu dapat dipahami karena dalam proses penyusunan
standar akuntansi di suatu negara tidak terlepas dari pengaruh faktor-faktor
lokal suatu negara (Wolk et al.,
2001: 4) mengatakan “economic
conditions have an impact
upon both political factors and accounting theory”. Hal ini yang
menyebabkan standar dan praktik akuntansi di tiap-tiap negara terdapat
perbedaan. Seiring dengan era globalisasi yang dimotori oleh perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi yang mengubah dunia internasional menjadi
sebuah global village/
borderless, sejak saat inilah masalah perbedaan standar akuntansi mulai
timbul.
·
Standar Akuntansi
Setiap negara tentunya mempunyai aturan
akuntansi (standar) yang berbeda-beda. Perbedaan itu mencakup perlakuan,
metode, penyajian dan pelaporan. Perbedaan akuntansi tiap negara akan
menyulitkan bagi para pengguna laporan keuangan terutama bagi para analis, auditor,
investor dan kreditor yang lingkup kerjanya melewati batas negara. Ketika dunia
bisnis dapat dikatakan hampir tanpa batas negara, sumber daya produksi (misal
uang) yang dimiliki oleh seorang investor di satu negara tertentu dapat
dipindahkan dengan mudah dan cepat ke negara lain misalnya melalui mekanisme
bursa saham. Tentu saja akan timbul suatu masalah ketika standar akuntansi yang
dipakai di negara tersebut berbeda dengan standar akuntansi yang dipakai di
negara lain.
Standar Akuntansi Internasional (International
Accounting Standards/IAS )
disusun oleh empat organisasi utama dunia. Organisasi tersebut yaitu Badan
Standar Akuntansi Internasional(IASB), Komisi Masyarakat Eropa (EC),
Organisasi Internasional Pasar Modal (IOSOC), dan Federasi Akuntansi Internasioanal
(IFAC). Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB) yang dahulu bernama Komisi Standar
Akuntansi Internasional (AISC), merupakan lembaga independen untuk menyusun
standar akuntansi. Organisasi ini memiliki tujuan mengembangkan dan mendorong penggunaan
standar akuntansi global yang berkualitas tinggi, dapat dipahami dan dapat
diperbandingkan (Choi et al.,
1999).
Komisi Masyarakat Eropa (EC) menekankan
negara-negara anggota untuk menggunakan standar akuntansi internasional guna
memasuki pasar modal pada banyak negara, sehingga mengurangi masalah
operasional perusahaan multinasional dalam skala internasional. Penerapan
standar akuntansi internasional di Eropa lebih bermotif untuk mempermudah jalan
masuk ke pasar modal di banyak negara, khususnya Amerika Serikat dan
negara-negara lokasi anak perusahaan. Organisasi Internasional Pasar
Modal (IOSOC) bertujuan untuk mengembangkan konsensus internasional, pertukaran
informasi penyusunan standar baku untuk melindungi investor, dan pengawasan yang
memadai dalam pasar modal.
Federasi Akuntansi Internasioanal (IFAC)
bertujuan untuk pengembangan profesi dan harmonisasi standar akuntan di seluruh
dunia guna memberikan jasa yang konsisten dan memiliki kualitas yang tinggi
guna kepentingan masyarakat (Choi, et
al., 1999).
Masing-masing negara memiliki lembaga
pengatur standar pelaporan keuangan. Setiap negara menggunakan standar
pelaporan yang sangat mungkin divergen antara
satu dengan yang lain. Tidak ada jaminan bahwa laporan-laporan keuangan yang
disajikan di antara negara-negara yang berbeda tersebut dapat dibaca dengan
bahasa yang sama. Perbedaan standar ini pada ujungnya juga akan menghambat para
pelaku bisnis internasional dalam mengambil keputusan bisnisnya. Contoh Standar
Akuntansi di Beberapa negara adalah sebagai berikut:
1) Indonesia
(di Benua Asia) memiliki Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI)yang mengeluarkan Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)sebagai satu-satunya standar yang diterima
sebagai “bahasa bisnis” perusahaan-perusahaan di Indonesia.
2) Amerika
Serikat memiliki Generally
Accepted Accounting Principles(GAAP) yang
dirilis oleh Financial
Accounting Standard Board (FASB).
3) Uni
Eropa memiliki International
Accounting Standard (IAS) yang kini menjadi International Financial
Reporting Standard (IFRS) yang dikeluarkan oleh International Accounting
Standard Board (IASB) dan seterusnya.
·
Praktik Akuntansi
Kebutuhan dari pemakai laporan keuangan
berbeda-beda sebagai contoh, kebutuhan dari negara-negara common law yaitu Amerika Serikat dan negara-negara
persemakmuran Inggris yang berbeda dengan kebutuhan dari negara-negara code law seperti Perancis, Italia, Jerman,
Spanyol, Belanda (Choi, et al.,
1999), dan Akuntansi Perkoperasian di Indonesia yang belum tentu dibutuhkan di
Amerika Serikat (Arja Sadjiarto, 1999).
Meskipun banyak kritik terhadap standar
akuntansi internasional, banyak pula dukungan terhadap standar akuntansi
internasional. Hal ini karena beberapa organisasi peminjam internasional
mendorong digunakannya standar akuntansi yang diterima secara internasional dan
badan-badan pengawas pasar modal internasional semakin menuntut penggunan
standar akuntansi internasional. Seperti halnya tekanan dunia internasional
untuk mengadopsi standar akuntansi internasional, sebagai contoh tuntutan Bank
Dunia dan Bank Pembangunan Asia yang mengharuskan standar akuntansi keuangan
yang sejalan dengan standar akuntansi internasional (Asian Development Bank
Report, 2003). Standar Akuntansi Internasional oleh beberapa organisasi
tersebut diharapkan dapat mengatur praktik-praktik akuntansi secara
internasional.
Tidak dapat dipungkiri bahwa pengaruh Amerika Serikat dalam kancah internasional sangat kuat
dalam hampir segala aspek kehidupan, acapkali kita sulit membedakan mana yang
internasional dan mana yang Amerika. Faktanya, dalam dunia akuntansi saat ini
standar akuntansi yang berlaku di Amerika Serikat yang disusun oleh Financial Accounting Standards
Board (FASB) diikuti oleh
beberapa negara, baik secara langsung maupun modifikasi. SementaraInternasional
Accounting Standards (IASs), yang dikeluarkan oleh International Accounting Standards
Committee (IASC), belum
diikuti oleh semua negara, bahkan oleh negara-negara anggota yang tergabung
dalam IASC tersebut.
Namun sejauh ini yang leading menjadi standar acuan adalah International Financial Reporting
Standards (IFRS) yang
dikeluarkan oleh International
Accounting Standard Board (IASB).
IASB adalah badan pengatur
standar dariInternational Accounting Standards Committee Foundation, sebuah lembaga independen nirlaba
internasional yang bergerak di bidang pelaporan keuangan yang berkedudukan di Inggris. Saat ini, lebih dari
100 negara telah diwajibkan atau membolehkan penerapan
IFRS dan diperkirakan akan semakin banyak negara di dunia menggunakan IFRS.
Bahkan 10 negara yang
pasar modalnya sudah mendunia telah melakukan konvergensi ke IFRS, yaitu,
Jepang, Inggris, Perancis,
Kanada, Jerman, Hongkong, Spanyol, Switzerland, Australia, termasuk Amerika Serikat sudah menyatakan akan
melakukan konvergensi ke IFRS.
Untuk Indonesia,
sejak revisi PSAK tahun
1994, IAI telah memutuskan untuk melakukan harmonisasi standar PSAK kepada
IFRS. Selanjutnya,
harmonisasi tersebut diubah menjadi adopsi yang ditujukan dalam bentuk
konvergensi. Sebagai langkah awal, Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan
Akuntan Indonesia (DASK-IAI) akan mengkonvergensikan PSAK secara penuh dengan
IFRS melalui 3 tahapan, yaitu tahap adopsi, persiapan akhir, dan implementasi.
Tahap adopsi dilakukan pada periode 2008-2011, meliputi aktivitas adopsi seluruh
PSAK ke IFRS, persiapan infrastruktur, dan evaluasi terhadap PSAK yang berlaku.
Dengan demikian, konvergensi PSAK diharapkan dapat meningkatkan kualitas
standar akuntansi keuangan dan mengurangi biaya penyusunan, meningkatkan
kredibilitas dan kegunaan laporan keuangan melalui peningkatan kualitas dan
daya banding serta menyelaraskan dengan pengaturan yang berlaku secara
internasional.
Regulasi dan Pelaksanaan Akuntansi
Regulasi dan
akuntansi di Belanda tetap bersifat liberal hingga muncul Act on Annual
Financial Statements pada tahun 1970. Undang-undang tersebut merupakan bagian
dari program perubahan yang ekstentif dalam legislasi perusahaan dan untuk
mengga,barkan keselarasan undang-undang perusahaan yang akan dating dalam Uni
Eropa. Isi ketentuan undang-undang tahun 1970 adalah:
1.
Laporan keuangan tahunan harus menunjukan gambaran
yang jelas dari posisi keuangan dan hasil tahun tersebut, dan semua artikelnya
harus dikelompokan dan dijelaskan dengan tepat.
2.
Laporan keuangan harus disusun berdasarkan praktek
bisnis yang aman (misalnya prinsip-prinsip akuntansi yang bisa diterima oleh
komunitas bisnis)
3. Dasar-dasar untuk penulisan asset dan hutang serta
untuk menentukan hasil operasi harus diungkapkan.
4.
Laporan keuangan harus disusun pada dasar yang konsisten
dan pengaruh material dari perubahan dalam prinsip-prinsip akuntansi harus
diungkapkan dengan tepat.
5.
Infomasi keuangan yang komperatif untuk periode
terdahulu harus diungkapkan dalam laporan keuangan dan catatan kaki yang
menyertainya.
Undang-undang
tahun 1970 mengenalkan audit berdasarkan perintah dan juga untuk menyusun
pembentukan Tripartie Accounting Study Group serta melahirkan
Enterprise Chamber. Undang-undang tersebut, yang digabungkan kedalam
undang-undang sipil tahun 1975, dikembangkan oleh legislasi pada tahun 1983
untuk menyesuaikan dengan EU Fourth Directive yang selanjutnya dikembangkan
untuk menyesuaikan dengan EUSeventh Directive.
Dutch
Accounting Standards Board (DASB) mengeluarkan pedoman pada prinsip-prinsip
akuntansi yang diterima (tidak diterima) secara umum. Dewan ini diisi oleh
anggota-anggota dari tiga kelompok yang berbeda, yaitu:
1) Penyusun
laporan keuangan (para pegawai)
2) Pengguna
laporan keuangan (perwakilan serikat dagang dan analisis keuangan)
3) Auditor
laporan keuangan.
AMF belanda
mengawasi operasi bursa saham juga merupakan sebuah otoritas administrasi yang
memilki otonomi sendiri. Salah satu tugasnya mengawasi laporan tahunan dan
audit dari perusahaan yang terdaftar. Dewan pengatur audit adalah NIvRA. Dewan
ini bersifat otonomi dalam menyusun standard audit dan undang-undang
profesionalnya yang kuat dalam menentukan keadaan hukumnya.
Sumber :
Choi, Frederick D. S. Meek, Gary K. 2012 International
Accounting. BUKU 1 EDISI 6. SALEMBA EMPAT.
Ferry Danu Prasetya. Perkembangan
Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia-Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi-Vol,
No.4, Juli 2012. Unika Widya Mandala Surabaya.
Heri Sukendar, W. Konvergensi Standar
Laporan Keuangan Ke Standar Pelaporan Keuangan Internasional-Journal the
winner, Vol.10 No.1, Maret 2009:10-21. Universitas Bina Nusantara.
Intan Immanuela. Adopsi Penuh dan
Harmonisasi Standar Akuntansi Internasional. Universitas Widya Mandala Madiun.
Murnia Ana Sulfia Situmorang. Transisi
Menuju IFRS dan Dampaknya Terhadap Laporan Keuangan. Universitas Diponegoro.
Natalia Titiek Wiyani, S.Pd.
Standarisasi, Harmonisasi dan Konvergensi IFRS (International Finance
Reporting Standar and Practices).
Tulisan Ini Adalah Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Akuntansi Internasional
Nama
: F. Azhariana
Dosen
: Jessica Barus, S.E., Mmsi.
UNIVERSITAS
GUNADARMA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar