Rabu, 15 Januari 2014

TUGAS EKONOMI KOPERASI



Nama   : Farah Azhariana
Kelas   : 2EB20
NPM   : 22212757

Pertanyaan:
1.      Cari lembaga sejenis Koperasi di Dunia
2.      Tuliskan hasil analisa tentang perkembangan Koperasi di Indonesia (Billingual)
Jawab:
1.             Contoh lembaga sejenis Koperasi di Dunia
·        Koperasi Ace Hardware
Koperasi Ace Hardware telah berkembang menjadi sebuah korporasi yang mendunia. Di mulai dengan sebuah toko kecil di Chicago, kini Ace Hardware telah merambah ke banyak negara termasuk Indonesia.

Sejarah terbentuknya Koperasi Ace Hardware, sangat unik. Mulanya, adalah perusahaan ritel biasa (bukan koperasi), yang digagas oleh empat pengusaha, yaitu Richard Hesse, E. Gunnard Lindquist, Frank Burke dan Oscar Fisher pada 1924, di Chicago. Dalam gagasan itu, mereka merasa perlunya mengorganisir para suplayer secara solid. Namun, baru pada 1928 gagasan tersebut terwujud, ditandai dengan berdirinya Ace Hardware.

Setelah berjalan 45 tahun, tepatnya pada 1975, Ace Hardware melakukan perubahan organisasi secara dramatis, menjadi koperasi. Kantor pusatnya, pindah ke Oak Brook, sampai sekarang. Prinsip dasar koperasi yang diterapkan antara lain, setiap pemilik gerai, adalah anggota. Mereka menjalankan gerainya secara otonom, kecuali untuk hal tertentu seperti standar produk, pelayanan sampai desain gerai, yang harus patuh pada standar Ace Hardware.

Dengan berhimpun dalam koperasi, anggota Ace Hardware bisa memperoleh suplai barang dengan harga lebih murah, karena pembeliannya dilakukan secara bersama. Keuntungan dari pembelian bersama yang diperoleh koperasi pun, masih dibagikan kepada anggota secara proporsional. Anggota juga diuntungkan dengan iklan, bantuan teknis dan berbagai bentuk dukungan dari koperasi.
Sejak itu, jaringan Ace Hardware berkembang pesat, hingga seperti sekarang. Pengelolaan bisnisnya, benar-benar dilakukan secara profesional, antara lain dengan menerapkan standar sistem operasi secara ketat, dan sangat memperhatikan kebutuhan serta kepuasan pelanggan gerai.
Karena Koperasi Ace Hardware sudah sangat besar, maka untuk menjadi anggota tidak lagi mudah. Calon anggota harus menyediakan dana cukup besar. Biaya aplikasi saja sudah 5 ribu dolar AS, dan simpanan sebagai saham 5 ribu dolar AS juga.
Sedangkan modal untuk memulai sebuah gerai, minimal 740 ribu dolar AS. Modal sebanyak itu, 250 ribu dolar AS di antaranya disediakan calon anggota, sedangkan 390 ribu dolar AS merupakan pinjaman dari Ace Hardware. Modal tersebut, belum termasuk kepemilikan atau sewa gedung, yang lokasi dan luasnya harus memenuhi standar Ace Hardware.

·        Koperasi di Inggris

Lahirnya koperasi sangat erat kaitannya dengan revolusi Industri Inggris yang terjadi pada pertengahan abad ke-18. Revolusi industri tersebut melahirkan tatanan ekonomi baru yang berbasis kapitalisme. Kapitalisme hanya mengesahkan keserakahan dan melahirkan persaingan bebas yang tidak terbatas. Sistem ekonomi kapitalis hanya berpihak pada pemilik modal dan mengabaikan pihak lainnya. Tak  heran revolusi industri justru memperdalam kemelaratan dan kemiskinan bagi masyarakat ekonomi lemah. Namun begitu, ideologi kapitalisme tidak hidup tanpa pesaing. Ketimpangan ekonomi dalam masyarakat akibat kapitalisme mendorong lahirnya ideologi yangbersebrangan yaitu sosialisme. Koperasi adalah aliran diantara kedua ideologi tersebut.

Dalam kemiskinan dan kemelaratan ini, lahirlah koperasi pertama di Inggris yang terkenal dengan nama Koperasi Rochdale di bawah pimpinan Charles Howart (tahun 1844). Koperasi tersebut didirikan di Kota Rochdale, bagian utara Inggris, beranggotakan 28 pekerja . Tanggal 24 Oktober 1844, hari lahirnya Koperasi Rochdale   diperingati sebagai hari “Gerakan Koperasi Modern”.

Sebenarnya gerakan koperasi bukan hal baru. Robert Owen (1771–1858), telah menerapkannya pertama kali pada usaha pemintalan kapas di New Lanark, Skotlandia. Gerakan koperasi ini dikembangkan lebih lanjut oleh William King (1786–1865) – dengan mendirikan toko koperasi di Brighton, Inggris. Pada 1 Mei 1828, King menerbitkan publikasi bulanan yang bernama The Cooperator, yang berisi berbagai gagasan dan saran-saran praktis tentang mengelola toko dengan menggunakan prinsip-prinsip koperasi. Gerakan awal tersebut kemudian dikenal sebagai"KOPERASI PRAINDUSTRI".

Pada awalnya, Koperasi Rochdale berdiri dengan usaha penyediaan barang-barang konsumsi untuk keperluan sehari-hari.  Akan tetapi seiring dengan terjadinya pemupukan modal koperasi, koperasi mulai merintis untuk memproduksi sendiri barang yang akan dijual. Kegiatan ini menimbulkan kesempatan kerja bagi anggota yang belum bekerja dan menambah pendapatan bagi mereka yang sudah bekerja. Pada tahun 1851, koperasi tersebut akhirnya dapat mendirikan sebuah pabrik dan mendirikan perumahan bagi anggota-anggotanya yang belum mempunyai rumah.
Melihat perkembangan usaha koperasi baik di sektor produksi maupun di sektor perdagangan, pimpinan CWS kemudian membuka perwakilan-perwakilan di luar negeri seperti New York, Kepenhagen, Hamburg, dan lain-lain.
Pada tahun 1876, koperasi ini telah melakukan ekspansi usaha di bidang transportasi, perbankan, dan asuransi. Pada tahun 1870, koperasi tersebut juga membuka usaha di bidang penerbitan, berupa surat kabar yang terbit dengan nama Cooperative News.
The Women’s Coorporative Guild yang dibentuk pada tahun 1883, besar pengaruhnya terhadap perkembangan gerakan koperasi, disamping memperjuangkan hak-hak kaum wanita sebagai ibu rumah tangga, warga negara, dan sebagai konsumen. Beberapa tahun kemudian, koperasi memulai kegiatan di bidang pendidikan dengan menyediakan tempat membaca surat kabar dan perpustakaan. Perpustakaan koperasi merupakan perpustakaan bebas pertama di Inggris, sekaligus digunakan untuk tempat berbagai kursus dan pemberantasan buta huruf. Kemudian Women Skill Guild Youth Organization membentuk sebuah pusat yaitu Cooperative Union.
 Pada tahun 1919, didirikanlah Cooperative Collage di Manchaster yang merupakan lembaga pendidikan tinggi koperasi pertama. Menyusul keberhasilan Koperasi Rochdale, pada tahun 1852 telah berdiri sekitar 100 Koperasi Konsumsi  di  Inggris. 
Dalam  rangka  lebih  memperkuat  gerakan  Koperasi,  pada  tahun  1862,  koperasi- koperasi konsumsi  di  Inggris  menyatukan  diri  menjadi  pusat  Koperasi  Pembelian dengan  nama The Cooperative Whole-sale Society (C.W.S).  CWS  sangat berkembang, hingga pada tahun 1945 telah memiliki 200 unit pabrik dengan 9000 pekerja. Perputaran modal  C.W.Ssaat itu telah mencapai 55 juta poundsterling. Tahun 1950 jumlah anggota koperasi ini mencakup 22 persen dari total penduduk Inggris yang mencapai 50 juta jiwa.

Zenrosai adalah salah satu koperasi asuransi paling maju di Jepang, dengan jumlah anggota mencapai 13,9 juta orang. Koperasi ini hadir sebagai penunjang kesejahteraan anggotanya. Jepang bukan hanya dikenal sebagai negara industri, yang sanggup menyalip perkembangan industri ne­gara-negara barat. Di negeri Matahari Terbit ini, koperasinya pun mengalami perkembangan yang mencengangkan. Zen-Noh, sekunder koperasi pertanian Jepang, telah menjelma menjadi kope­rasi terbesar sejagad, versi Internatio­nal Co-operative Alliance (ICA), melewati perkembangan koperasi-koperasi di Ero­pa dan Amerika Serikat, yang mempunyai sejarah jauh lebih panjang.

Koperasi-koperasi raksasa di Jepang, hampir semuanya memiliki unit usaha asuransi. Namun, ada juga yang secara khusus bermain di asuransi. Salah satu koperasi asuransi paling mencorong di Jepang, adalah Zenrosai. Di ranah industri asuransi Jepang, Zenrosai masuk ke jajaran elit perusahaan asuransi, lantaran kinerjanya yang mumpuni.

Berdiri sejak September 1957, Zenrosai berhasil menjadi salah satu “duta koperasi”, untuk menunjukkan keunggulan koperasi dibanding perusahaan swasta, terutama dalam hal membe­rikan layanan terbaik dan paling me­nguntungkan. Sebagai koperasi, sejak awal, Zenrosai tidak semata-mata mengejar laba. Orientasi utamanya ada­lah, memberikan keuntungan maksimal pada anggotanya. Kontribusi ang­gota dalam bentuk simpanan dan pembayaran premi, diakumulasikan untuk kemudian memberikan pelayanan terbaik. Sebagai pemilik, anggota juga mempunyai akses terhadap pro­ses pengambilan keputusan strategis, dan pengawasan, melalui mekanisme yang disepati bersama.

Di Koperasi Zenrosai, setiap anggota akan merasakan manfaat ekonomi yang besar, di sisi lain ia juga memberikan kontribusi untuk memperlancar bisnis koperasi. Semboyan all for one, one for all yang sangat populer itu, selalu diusung Zenrosai sebagai tag line karena pas dengan prinsip pengelolaan koperasi. Saat ini, Zenrosai memiliki anggota sebanyak 13,9 juta orang. Mereka adalah pemegang polis dari berbagai produk asuransi yang dikeluarkan Zen­­rosai. Total asset yang berhasil dihimpun, mencapai 2.822 miliar Yen, dan pendapatan bersih 583,4 miliar Yen.

2.             Analisis Perkembangan Koperasi di Indonesia (bilingual)
Di Indonesia pengertian koperasi menurut Undang-undang koperasi tahun 1997 No. 12 tentang Pokok-Pokok Perkoperasian adalah: organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi yang merupakan susunan ekonomi sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan (Anoraga, 1993 : 4). Mengingat arti koperasi sebagaimana tersebut di atas, maka koperasi mempunyai peranan yang cukup besar dalam menyusun usaha bersama dari orang-orang yang mempunyai ekonomi terbatas. Usaha ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan yang dirasakan bersama, yang pada akhirnya mengangkat harga diri, mengingat kedudukan serta kemampuan untuk mempertahankan diri dan membebaskan diri dalam kesulitan.
Lembaga koperasi sejak awal diperkenalkan di Indonesia memang sudah diarahkan untuk berpihak kepada kepentingan ekonomi rakyat yang dikenal sebagai golongan ekonomi lemah. Strata ini biasanya berasal dari kelompok masyarakat kelas menengah ke bawah. Eksistensi koperasi memang merupakan suatu fenomena tersendiri, sebab tidak satu lembaga sejenis lainnya yang mampu menyamainya, tetapi sekaligus diharapkan menjadi penyeimbang terhadap pilar ekonomi lainnya. Lembaga koperasi oleh banyak kalangan, diyakini sangat sesuai dengan budaya dan tata kehidupan bangsa Indonesia. Di dalamnya terkandung muatan menolong diri sendiri, kerjasama untuk kepentingan bersama (gotong royong), dan beberapa esensi moral lainnya. Sejak kemerdekaan diraih, organisasi koperasi selalu memperoleh tempat sendiri dalam struktur perekonomian dan mendapatkan perhatian dari pemerintah.
Sebagai soko guru perekonomian Indonesia, koperasi terbukti mampu membuat ekonomi Indonesia bertahan dari krisis keuangan global yang melanda beberapa negara dikawasan Amerika beberapa waktu lalu. Faktor-faktor yang membuat koperasi di Indonesia masih bertahan ditengah krisis ekonomi global antara lain:
1. Alasan keadilan yang cukup mantap pelaksanaannya dalam koperasi.
2. Karena koperasi mampu mengumpulkan berbagai sumber untuk membentuk kekuatan bersama dalam menghadapi persaingan badan usaha lain.
3. Koperasi tetap bertahan karena pendapat yang menyatakan bahwa koperasi sebagai badan usaha sangat memperhatikan unsur manusia dan mendasar tindak tanduk usahanya pada kemanusiaan karena tidak memandang manusia lain sebagai musuh melainkan sebagai kawan.
Hal-Hal Yang Telah Dicapai Koperasi Diantaranya :
1. Telah mampu memenuhi kebutuhan masyarakat (konsumsi) terutama di daerah pedesaan, seperti KUD (Koperasi Unit Desa)
2. Mampu membuka lapangan pekerjaan seperti UKM untuk para pengusaha-pengusaha kecil di daerah-daerah yang ada di pelosok nusantara.
3. Memberikan pinjaman-pinjaman kepada para UKM yang ingin mengembangkan usahanya.

Faktor – Faktor Yang Mendukung Koperasi Di Indonesia
Keberhasilan koperasi di dalam melaksanakan peranannya perlu diperhatikan faktor-faktor sebagai berikut :
1.  Kemampuan menciptakan posisi pasar dan pengawasan harga yang layak dengan cara :
·         Bertindak bersama dalam menghadapi pasar melalui pemusatan kekuatan bersaing dari anggota.
·         Memperpendek jaringan pemasaran;
·         Memiliki manajer yang cukup terampil berpengetahuan luas dan memiliki idealisme;
·         Mempunyai dan meningkatkan kemampuan koperasi sebagai satu unit usaha dalam mengatur jumlah dan kualitas barang-barang yang dipasarkan melalui kegiatan pergudangan, penelitian kualitas yang cermat dan sebagainya.
2. Kemampuan koperasi untuk menghimpun dan menanamkan kembali modal, dengan cara pemupukan pelbagai sumber keuangan dari sejumlah besar anggota.
3. Penggunaan faktor-faktor produksi yang lebih ekonomis melalui pembebanan biaya overhead yang lebih, dan mengusahakan peningkatan kapasitas yang pada akhirnya dapat menghasilkan biaya per unit yang relatif kecil.
4. Terciptanya keterampilan teknis di bidang produksi, pengolahan dan pemasaran yang tidak mungkin dapat dicapai oleh para anggota secara sendiri-sendiri.
5. Pembebasan resiko dari anggota-anggota kepada koperasi sebagai satu unit usaha, yang selanjutnya hal tersebut kembali ditanggung secara bersama di antara anggota-anggotanya.
6. Pengaruh dari koperasi terhadap anggota-anggotanya yang berkaitan dengan perubahan sikap dan tingkah laku yang lebih sesuai dengan perubahan tuntutan lingkungan di antaranya perubahan teknologi, perubahan pasar dan dinamika masyarakat.

Faktor Penghambat Koperasi di Indonesia
Perkembangan koperasi masih menghadapi masalah-masalah baik di bidang kelembagaan maupun di bidang usaha koperasi itu sendiri. Masalah-masalah tersebut dapat bersumber dari dalam koperasi sendiri maupun dari luar. Masalah kelembagaan koperasi juga dapat dikelompokkan dalam masalah intern maupun masalah ekstern. Masalah intern mencakup masalah keanggotaan, kepengurusan, pengawas, manajer, dan karyawan koperasi. Sedangkan masalah ekstern mencakup hubungan koperasi dengan bank, dengan usaha-usaha lain, dan juga dengan instansi pemerintah.


In Indonesia, according to the cooperative understanding cooperative Act No. 1997 . 12 on Principles of Cooperation are : the economic organization of the social character of the people who , consisted of persons or legal entities that are cooperative economic arrangement as a joint venture based on the principle of kinship ( Anoraga , 1993 : 4 ) . Given the cooperative , as mentioned above , the cooperative has a significant role in drafting a joint effort of the people who have limited economic . This effort aims to meet the perceived needs together , which in turn raised the self-esteem , given the position as well as the ability to defend themselves and rid themselves in trouble .
Cooperative institution since its initial introduction in Indonesia had been directed to favor the economic interests of the people , known as the economically weak . These strata are usually derived from community groups to lower middle class . Cooperative existence is indeed a phenomenon of its own , because no one other similar institutions are able to equal it , but at the same time is expected to be a counterweight to the other economic pillar . Cooperative institutions by many , believed to be in accordance with the culture and the livelihood of the Indonesian nation . It contains loads of self-help , cooperation for the common ( mutual cooperation ) , and some other moral essence . Since independence achieved , cooperative organizations always have a place for itself in the structure of the economy and get the attention of the government .
As a pillar of the Indonesian economy , cooperatives proved capable of making the Indonesian economy withstand the global financial crisis that hit several countries American region some time ago . The factors that make cooperatives in Indonesia still survive amid the global economic crisis , among others :
1 . The reason is fairly steady fairness in cooperative implementation .
2 . Because the cooperative is able to collect a variety of sources to form a joint force in the face of another business entity .
3 . Cooperative stay afloat because of the notion that the cooperative as a business entity very concerned about fundamental elements of human behavior and human efforts have not looked at the other man as an enemy but as a friend .
The Things You Have Achieved Among Cooperatives :
1 . Has been able to meet the needs of society ( consumption ) , especially in rural areas , such as KUD ( village cooperatives )
2 . Being able to open up employment opportunities for the SMEs as small entrepreneurs in areas that exist in the archipelago .
3 . Giving loans to the SMEs who want to develop their business .

Factors - Factors Supporting Cooperative in Indonesia
Success in carrying out its role in the cooperative to consider the following factors :
1 . Market position and ability to create a decent price control by means of :
• Acting together in the face of market concentration through the competing forces of members .
• Shortening the marketing network ;
• Having a manager who is knowledgeable and skilled enough to have ideals ;
• Have and improve the ability of cooperatives as a business unit in regulating the amount and quality of the goods that are marketed through warehousing , quality of careful research and so on .
2 . The ability of cooperatives to collect and reinvest capital , by way of fertilizing various financial sources of a large number of members .
3 . The use of factors of production more economical through the imposition of overhead costs , and seek to improve the capacity of which can ultimately result in cost per unit is relatively small .
4 . The creation of technical skills in the areas of production , processing and marketing may not be achieved by the members individually .
5 . Liberation of risk to members of the cooperative as a business unit , which then covered it back together among its members .
6 . The influence of the cooperative to its members relating to the change in attitudes and behavior more in line with the changing demands of the environment include technological changes , changes in the dynamics of the market and society .
Cooperative Obstacles in Indonesia
The development of cooperatives still face problems both in the field and in the field of institutional cooperative effort itself. These problems can be sourced from within the cooperative itself or from outside . Cooperative institutional problems can also be grouped into internal problems and external problems . Internal problems include issues of membership , management , supervisors , managers , and employees of cooperatives . While the external problems include cooperative relationship with the bank , with other businesses , as well as with government agencies .

Kesimpulan
Koperasi di dunia itu mempunyai sistem  Filsofi koperasi yang berbunyi :
Setiap koperasi adalah tujuan yang harusnya di bangun atau di kembangkan adalah tumbuhnya manusia yang berjiwa
1.  Kewirakoperasian katalis => membentuk watak orang  yang berkompeten terhadap pengembangan koperasi swalupun ia tidak memiliki hubungan langsung dengan koperasi.
2.   Tumbuhnya seorang katalis yaitu orang yang memetingkan kepentingan orang lain.
Koperasi di Indonesia lahir sebagai usaha memperbaiki ekonomi masyarakat yang ditindas oleh penjajah pada masa itu. Untuk mengetahui perkembangan koperasi di Indonesia, sejarah perkembangan koperasi Indonesia secara garis besar dapat dibagi dalam “ dua masa ”, yaitu masa penjajahan dan masa kemerdekaan.
Koperasi di Indonesia tentulah terjadi yang namanya pasang surut di dalam dunia koperasi , oleh karena itu marilah kita meningkatkan kesadaran dari diri kita masing - masing dalam usaha untuk meningkatkan koperasi di Indonesia  dengan cara  meningkatkan kinerja anggota koperasi dengan cara memberikan training atau pelatihan kepada anggota koperasi terus kita juga bisa memodifikasi produk yang ada , dengan memodifikasi produk-produk yang ada dikoperasi , kiranya akan meningkatkan selera masyarakat sehingga tertarik untuk mengkonsumsi produk dari koperasi tersebut dengan menyesuaikan dengan perkembangan zaman dari tahun ke tahun dan juga memperbaiki koperasi secara menyeluruh , kita harus menjadikan koperasi yang ada Indonesia ini sebagai koperasi yang baik dan mari kita memberi perubahan yang ada untuk lebih mensejahterkan koperasi Indonesia agar menjadi lebih baik lagi.







Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar