Nama : Farah Azhariana
Kelas : 2EB20
NPM : 22212757
Pertanyaan:
1. Cari lembaga sejenis Koperasi di
Dunia
2. Tuliskan hasil analisa tentang
perkembangan Koperasi di Indonesia (Billingual)
Jawab:
1.
Contoh lembaga
sejenis Koperasi di Dunia
·
Koperasi Ace
Hardware
Koperasi Ace Hardware telah berkembang menjadi sebuah
korporasi yang mendunia. Di mulai dengan sebuah toko kecil di Chicago, kini Ace
Hardware telah merambah ke banyak negara termasuk Indonesia.
Sejarah terbentuknya Koperasi Ace Hardware, sangat unik.
Mulanya, adalah perusahaan ritel biasa (bukan koperasi), yang digagas oleh
empat pengusaha, yaitu Richard Hesse, E. Gunnard Lindquist, Frank Burke dan
Oscar Fisher pada 1924, di Chicago. Dalam gagasan itu, mereka merasa perlunya
mengorganisir para suplayer secara solid. Namun, baru pada 1928 gagasan
tersebut terwujud, ditandai dengan berdirinya Ace Hardware.
Setelah berjalan 45 tahun, tepatnya pada 1975, Ace Hardware
melakukan perubahan organisasi secara dramatis, menjadi koperasi. Kantor
pusatnya, pindah ke Oak Brook, sampai sekarang. Prinsip dasar koperasi yang
diterapkan antara lain, setiap pemilik gerai, adalah anggota. Mereka
menjalankan gerainya secara otonom, kecuali untuk hal tertentu seperti standar
produk, pelayanan sampai desain gerai, yang harus patuh pada standar Ace
Hardware.
Dengan berhimpun dalam koperasi, anggota Ace Hardware bisa
memperoleh suplai barang dengan harga lebih murah, karena pembeliannya dilakukan
secara bersama. Keuntungan dari pembelian bersama yang diperoleh koperasi pun,
masih dibagikan kepada anggota secara proporsional. Anggota juga diuntungkan
dengan iklan, bantuan teknis dan berbagai bentuk dukungan dari koperasi.
Sejak itu, jaringan Ace Hardware berkembang pesat, hingga
seperti sekarang. Pengelolaan bisnisnya, benar-benar dilakukan secara
profesional, antara lain dengan menerapkan standar sistem operasi secara ketat,
dan sangat memperhatikan kebutuhan serta kepuasan pelanggan gerai.
Karena Koperasi Ace Hardware sudah sangat besar, maka untuk
menjadi anggota tidak lagi mudah. Calon anggota harus menyediakan dana cukup
besar. Biaya aplikasi saja sudah 5 ribu dolar AS, dan simpanan sebagai saham 5
ribu dolar AS juga.
Sedangkan modal untuk memulai sebuah gerai, minimal 740 ribu dolar AS. Modal sebanyak itu, 250 ribu dolar AS di antaranya disediakan calon anggota, sedangkan 390 ribu dolar AS merupakan pinjaman dari Ace Hardware. Modal tersebut, belum termasuk kepemilikan atau sewa gedung, yang lokasi dan luasnya harus memenuhi standar Ace Hardware.
Sedangkan modal untuk memulai sebuah gerai, minimal 740 ribu dolar AS. Modal sebanyak itu, 250 ribu dolar AS di antaranya disediakan calon anggota, sedangkan 390 ribu dolar AS merupakan pinjaman dari Ace Hardware. Modal tersebut, belum termasuk kepemilikan atau sewa gedung, yang lokasi dan luasnya harus memenuhi standar Ace Hardware.
·
Koperasi di Inggris
Lahirnya
koperasi sangat erat kaitannya dengan revolusi Industri Inggris yang terjadi
pada pertengahan abad ke-18. Revolusi industri tersebut melahirkan tatanan
ekonomi baru yang berbasis kapitalisme. Kapitalisme hanya mengesahkan
keserakahan dan melahirkan persaingan bebas yang tidak terbatas. Sistem ekonomi
kapitalis hanya berpihak pada pemilik modal dan mengabaikan pihak lainnya. Tak
heran revolusi industri justru memperdalam kemelaratan dan kemiskinan
bagi masyarakat ekonomi lemah. Namun begitu, ideologi kapitalisme tidak hidup
tanpa pesaing. Ketimpangan ekonomi dalam masyarakat akibat kapitalisme
mendorong lahirnya ideologi yangbersebrangan yaitu sosialisme. Koperasi adalah
aliran diantara kedua ideologi tersebut.
Dalam
kemiskinan dan kemelaratan ini, lahirlah koperasi pertama di Inggris yang
terkenal dengan nama Koperasi Rochdale di bawah
pimpinan Charles Howart (tahun 1844). Koperasi tersebut
didirikan di Kota Rochdale, bagian utara Inggris, beranggotakan 28 pekerja .
Tanggal 24 Oktober 1844, hari lahirnya Koperasi Rochdale
diperingati sebagai hari “Gerakan Koperasi Modern”.
Sebenarnya
gerakan koperasi bukan hal baru. Robert Owen (1771–1858), telah menerapkannya
pertama kali pada usaha pemintalan kapas di New Lanark, Skotlandia. Gerakan
koperasi ini dikembangkan lebih lanjut oleh William King (1786–1865) – dengan
mendirikan toko koperasi di Brighton, Inggris. Pada 1 Mei 1828, King
menerbitkan publikasi bulanan yang bernama The Cooperator, yang berisi berbagai
gagasan dan saran-saran praktis tentang mengelola toko dengan menggunakan
prinsip-prinsip koperasi. Gerakan awal tersebut kemudian dikenal sebagai"KOPERASI
PRAINDUSTRI".
Pada awalnya, Koperasi Rochdale berdiri dengan usaha
penyediaan barang-barang konsumsi untuk keperluan sehari-hari. Akan
tetapi seiring dengan terjadinya pemupukan modal koperasi, koperasi mulai
merintis untuk memproduksi sendiri barang yang akan dijual. Kegiatan ini
menimbulkan kesempatan kerja bagi anggota yang belum bekerja dan menambah
pendapatan bagi mereka yang sudah bekerja. Pada tahun 1851, koperasi tersebut
akhirnya dapat mendirikan sebuah pabrik dan mendirikan perumahan bagi
anggota-anggotanya yang belum mempunyai rumah.
Melihat perkembangan usaha koperasi baik di sektor
produksi maupun di sektor perdagangan, pimpinan CWS kemudian membuka
perwakilan-perwakilan di luar negeri seperti New York, Kepenhagen, Hamburg, dan
lain-lain.
Pada tahun 1876, koperasi ini telah melakukan ekspansi
usaha di bidang transportasi, perbankan, dan asuransi. Pada tahun 1870,
koperasi tersebut juga membuka usaha di bidang penerbitan, berupa surat kabar
yang terbit dengan nama Cooperative News.
The Women’s Coorporative Guild yang dibentuk pada
tahun 1883, besar pengaruhnya terhadap perkembangan gerakan koperasi, disamping
memperjuangkan hak-hak kaum wanita sebagai ibu rumah tangga, warga negara, dan
sebagai konsumen. Beberapa tahun kemudian, koperasi memulai kegiatan di bidang
pendidikan dengan menyediakan tempat membaca surat kabar dan perpustakaan.
Perpustakaan koperasi merupakan perpustakaan bebas pertama di Inggris,
sekaligus digunakan untuk tempat berbagai kursus dan pemberantasan buta huruf.
Kemudian Women Skill Guild Youth Organization membentuk sebuah pusat yaitu
Cooperative Union.
Pada tahun
1919, didirikanlah Cooperative Collage di Manchaster yang merupakan lembaga
pendidikan tinggi koperasi pertama. Menyusul keberhasilan Koperasi
Rochdale, pada tahun 1852 telah berdiri sekitar 100 Koperasi Konsumsi di Inggris.
Dalam rangka lebih memperkuat gerakan Koperasi, pada tahun 1862, koperasi-
koperasi konsumsi di Inggris menyatukan diri menjadi pusat Koperasi Pembelian
dengan nama The Cooperative Whole-sale Society (C.W.S).
CWS sangat berkembang, hingga pada tahun 1945 telah memiliki 200
unit pabrik dengan 9000 pekerja. Perputaran modal C.W.Ssaat
itu telah mencapai 55 juta poundsterling. Tahun 1950 jumlah anggota koperasi
ini mencakup 22 persen dari total penduduk Inggris yang mencapai 50 juta jiwa.
Zenrosai adalah salah satu koperasi asuransi
paling maju di Jepang, dengan jumlah anggota mencapai 13,9 juta orang. Koperasi
ini hadir sebagai penunjang kesejahteraan anggotanya. Jepang bukan hanya
dikenal sebagai negara industri, yang sanggup menyalip perkembangan industri negara-negara
barat. Di negeri Matahari Terbit ini, koperasinya pun mengalami perkembangan
yang mencengangkan. Zen-Noh, sekunder koperasi pertanian Jepang, telah menjelma
menjadi koperasi terbesar sejagad, versi International Co-operative Alliance
(ICA), melewati perkembangan koperasi-koperasi di Eropa dan Amerika Serikat,
yang mempunyai sejarah jauh lebih panjang.
Koperasi-koperasi raksasa di Jepang, hampir
semuanya memiliki unit usaha asuransi. Namun, ada juga yang secara khusus
bermain di asuransi. Salah satu koperasi asuransi paling mencorong di Jepang,
adalah Zenrosai. Di ranah industri asuransi Jepang, Zenrosai masuk ke jajaran
elit perusahaan asuransi, lantaran kinerjanya yang mumpuni.
Berdiri sejak September 1957, Zenrosai
berhasil menjadi salah satu “duta koperasi”, untuk menunjukkan keunggulan
koperasi dibanding perusahaan swasta, terutama dalam hal memberikan layanan
terbaik dan paling menguntungkan. Sebagai koperasi, sejak awal, Zenrosai tidak
semata-mata mengejar laba. Orientasi utamanya adalah, memberikan keuntungan
maksimal pada anggotanya. Kontribusi anggota dalam bentuk simpanan dan
pembayaran premi, diakumulasikan untuk kemudian memberikan pelayanan terbaik.
Sebagai pemilik, anggota juga mempunyai akses terhadap proses pengambilan
keputusan strategis, dan pengawasan, melalui mekanisme yang disepati bersama.
Di Koperasi Zenrosai, setiap anggota akan
merasakan manfaat ekonomi yang besar, di sisi lain ia juga memberikan
kontribusi untuk memperlancar bisnis koperasi. Semboyan all for one, one for
all yang sangat populer itu, selalu diusung Zenrosai sebagai tag line karena
pas dengan prinsip pengelolaan koperasi. Saat ini, Zenrosai memiliki anggota
sebanyak 13,9 juta orang. Mereka adalah pemegang polis dari berbagai produk
asuransi yang dikeluarkan Zenrosai. Total asset yang berhasil dihimpun,
mencapai 2.822 miliar Yen, dan pendapatan bersih 583,4 miliar Yen.
2.
Analisis Perkembangan Koperasi di Indonesia (bilingual)
Di Indonesia pengertian koperasi menurut
Undang-undang koperasi tahun 1997 No. 12 tentang Pokok-Pokok Perkoperasian
adalah: organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan
orang-orang atau badan-badan hukum koperasi yang merupakan susunan ekonomi
sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan (Anoraga, 1993 : 4).
Mengingat arti koperasi sebagaimana tersebut di atas, maka koperasi mempunyai
peranan yang cukup besar dalam menyusun usaha bersama dari orang-orang yang
mempunyai ekonomi terbatas. Usaha ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan yang
dirasakan bersama, yang pada akhirnya mengangkat harga diri, mengingat
kedudukan serta kemampuan untuk mempertahankan diri dan membebaskan diri dalam
kesulitan.
Lembaga koperasi sejak awal
diperkenalkan di Indonesia memang sudah diarahkan untuk berpihak kepada
kepentingan ekonomi rakyat yang dikenal sebagai golongan ekonomi lemah. Strata
ini biasanya berasal dari kelompok masyarakat kelas menengah ke bawah.
Eksistensi koperasi memang merupakan suatu fenomena tersendiri, sebab tidak
satu lembaga sejenis lainnya yang mampu menyamainya, tetapi sekaligus
diharapkan menjadi penyeimbang terhadap pilar ekonomi lainnya. Lembaga koperasi
oleh banyak kalangan, diyakini sangat sesuai dengan budaya dan tata kehidupan
bangsa Indonesia. Di dalamnya terkandung muatan menolong diri sendiri,
kerjasama untuk kepentingan bersama (gotong royong), dan beberapa esensi moral
lainnya. Sejak kemerdekaan diraih, organisasi koperasi selalu memperoleh tempat
sendiri dalam struktur perekonomian dan mendapatkan perhatian dari pemerintah.
Sebagai soko guru perekonomian Indonesia, koperasi
terbukti mampu membuat ekonomi Indonesia bertahan dari krisis keuangan global
yang melanda beberapa negara dikawasan Amerika beberapa waktu lalu.
Faktor-faktor yang membuat koperasi di Indonesia masih bertahan ditengah krisis
ekonomi global antara lain:
1. Alasan keadilan yang cukup mantap pelaksanaannya
dalam koperasi.
2. Karena koperasi mampu mengumpulkan berbagai sumber
untuk membentuk kekuatan bersama dalam menghadapi persaingan badan usaha lain.
3. Koperasi tetap bertahan karena pendapat yang
menyatakan bahwa koperasi sebagai badan usaha sangat memperhatikan unsur
manusia dan mendasar tindak tanduk usahanya pada kemanusiaan karena tidak
memandang manusia lain sebagai musuh melainkan sebagai kawan.
Hal-Hal Yang Telah Dicapai Koperasi Diantaranya :
1. Telah mampu memenuhi kebutuhan masyarakat (konsumsi)
terutama di daerah pedesaan, seperti KUD (Koperasi Unit Desa)
2. Mampu membuka lapangan pekerjaan seperti UKM untuk para
pengusaha-pengusaha kecil di daerah-daerah yang ada di pelosok nusantara.
3. Memberikan pinjaman-pinjaman kepada para UKM yang ingin
mengembangkan usahanya.
Faktor – Faktor Yang Mendukung
Koperasi Di Indonesia
Keberhasilan koperasi di dalam
melaksanakan peranannya perlu diperhatikan faktor-faktor sebagai berikut :
1. Kemampuan menciptakan
posisi pasar dan pengawasan harga yang layak dengan cara :
·
Bertindak bersama dalam menghadapi pasar melalui
pemusatan kekuatan bersaing dari anggota.
·
Memperpendek jaringan pemasaran;
·
Memiliki manajer yang cukup terampil berpengetahuan
luas dan memiliki idealisme;
·
Mempunyai dan meningkatkan kemampuan koperasi sebagai
satu unit usaha dalam mengatur jumlah dan kualitas barang-barang yang
dipasarkan melalui kegiatan pergudangan, penelitian kualitas yang cermat dan
sebagainya.
2. Kemampuan koperasi untuk
menghimpun dan menanamkan kembali modal, dengan cara pemupukan pelbagai sumber
keuangan dari sejumlah besar anggota.
3. Penggunaan faktor-faktor
produksi yang lebih ekonomis melalui pembebanan biaya overhead yang lebih, dan
mengusahakan peningkatan kapasitas yang pada akhirnya dapat menghasilkan biaya
per unit yang relatif kecil.
4. Terciptanya keterampilan
teknis di bidang produksi, pengolahan dan pemasaran yang tidak mungkin dapat
dicapai oleh para anggota secara sendiri-sendiri.
5. Pembebasan resiko dari
anggota-anggota kepada koperasi sebagai satu unit usaha, yang selanjutnya hal
tersebut kembali ditanggung secara bersama di antara anggota-anggotanya.
6. Pengaruh dari koperasi
terhadap anggota-anggotanya yang berkaitan dengan perubahan sikap dan tingkah
laku yang lebih sesuai dengan perubahan tuntutan lingkungan di antaranya
perubahan teknologi, perubahan pasar dan dinamika masyarakat.
Faktor Penghambat Koperasi di Indonesia
Perkembangan
koperasi masih menghadapi masalah-masalah baik di bidang kelembagaan maupun di
bidang usaha koperasi itu sendiri. Masalah-masalah tersebut dapat bersumber
dari dalam koperasi sendiri maupun dari luar. Masalah kelembagaan koperasi juga
dapat dikelompokkan dalam masalah intern maupun masalah ekstern. Masalah intern
mencakup masalah keanggotaan, kepengurusan, pengawas, manajer, dan karyawan
koperasi. Sedangkan masalah ekstern mencakup hubungan koperasi dengan bank,
dengan usaha-usaha lain, dan juga dengan instansi pemerintah.
In
Indonesia, according to the cooperative understanding cooperative Act No. 1997
. 12 on Principles of Cooperation are : the economic organization of the social
character of the people who , consisted of persons or legal entities that are
cooperative economic arrangement as a joint venture based on the principle of
kinship ( Anoraga , 1993 : 4 ) . Given the cooperative , as mentioned above ,
the cooperative has a significant role in drafting a joint effort of the people
who have limited economic . This effort aims to meet the perceived needs
together , which in turn raised the self-esteem , given the position as well as
the ability to defend themselves and rid themselves in trouble .
Cooperative
institution since its initial introduction in Indonesia had been directed to
favor the economic interests of the people , known as the economically weak .
These strata are usually derived from community groups to lower middle class .
Cooperative existence is indeed a phenomenon of its own , because no one other
similar institutions are able to equal it , but at the same time is expected to
be a counterweight to the other economic pillar . Cooperative institutions by
many , believed to be in accordance with the culture and the livelihood of the
Indonesian nation . It contains loads of self-help , cooperation for the common
( mutual cooperation ) , and some other moral essence . Since independence
achieved , cooperative organizations always have a place for itself in the
structure of the economy and get the attention of the government .
As
a pillar of the Indonesian economy , cooperatives proved capable of making the
Indonesian economy withstand the global financial crisis that hit several
countries American region some time ago . The factors that make cooperatives in
Indonesia still survive amid the global economic crisis , among others :
1
. The reason is fairly steady fairness in cooperative implementation .
2
. Because the cooperative is able to collect a variety of sources to form a
joint force in the face of another business entity .
3
. Cooperative stay afloat because of the notion that the cooperative as a
business entity very concerned about fundamental elements of human behavior and
human efforts have not looked at the other man as an enemy but as a friend .
The
Things You Have Achieved Among Cooperatives :
1
. Has been able to meet the needs of society ( consumption ) , especially in
rural areas , such as KUD ( village cooperatives )
2
. Being able to open up employment opportunities for the SMEs as small
entrepreneurs in areas that exist in the archipelago .
3
. Giving loans to the SMEs who want to develop their business .
Factors
- Factors Supporting Cooperative in Indonesia
Success
in carrying out its role in the cooperative to consider the following factors :
1
. Market position and ability to create a decent price control by means of :
•
Acting together in the face of market concentration through the competing
forces of members .
•
Shortening the marketing network ;
•
Having a manager who is knowledgeable and skilled enough to have ideals ;
•
Have and improve the ability of cooperatives as a business unit in regulating
the amount and quality of the goods that are marketed through warehousing ,
quality of careful research and so on .
2
. The ability of cooperatives to collect and reinvest capital , by way of
fertilizing various financial sources of a large number of members .
3
. The use of factors of production more economical through the imposition of
overhead costs , and seek to improve the capacity of which can ultimately
result in cost per unit is relatively small .
4
. The creation of technical skills in the areas of production , processing and
marketing may not be achieved by the members individually .
5
. Liberation of risk to members of the cooperative as a business unit , which
then covered it back together among its members .
6
. The influence of the cooperative to its members relating to the change in
attitudes and behavior more in line with the changing demands of the
environment include technological changes , changes in the dynamics of the
market and society .
Cooperative
Obstacles in Indonesia
The
development of cooperatives still face problems both in the field and in the
field of institutional cooperative effort itself. These problems can be sourced
from within the cooperative itself or from outside . Cooperative institutional
problems can also be grouped into internal problems and external problems .
Internal problems include issues of membership , management , supervisors ,
managers , and employees of cooperatives . While the external problems include
cooperative relationship with the bank , with other businesses , as well as
with government agencies .
Kesimpulan
Koperasi di dunia itu
mempunyai sistem Filsofi koperasi yang berbunyi :
Setiap koperasi adalah
tujuan yang harusnya di bangun atau di kembangkan adalah tumbuhnya manusia yang
berjiwa
1. Kewirakoperasian katalis => membentuk watak orang
yang berkompeten terhadap pengembangan koperasi swalupun ia tidak memiliki
hubungan langsung dengan koperasi.
2. Tumbuhnya seorang katalis yaitu orang yang memetingkan
kepentingan orang lain.
Koperasi di Indonesia lahir sebagai usaha memperbaiki ekonomi masyarakat
yang ditindas oleh penjajah pada masa itu. Untuk mengetahui perkembangan
koperasi di Indonesia, sejarah perkembangan koperasi Indonesia secara garis
besar dapat dibagi dalam “ dua masa ”, yaitu masa penjajahan dan masa
kemerdekaan.
Koperasi di Indonesia tentulah
terjadi yang namanya pasang surut di dalam dunia koperasi , oleh karena itu
marilah kita meningkatkan kesadaran dari diri kita masing - masing dalam usaha
untuk meningkatkan koperasi di Indonesia dengan
cara meningkatkan kinerja anggota koperasi dengan cara memberikan
training atau pelatihan kepada anggota koperasi terus kita juga bisa
memodifikasi produk yang ada , dengan memodifikasi produk-produk yang ada
dikoperasi , kiranya akan meningkatkan selera masyarakat sehingga tertarik
untuk mengkonsumsi produk dari koperasi tersebut dengan menyesuaikan dengan
perkembangan zaman dari tahun ke tahun dan juga memperbaiki koperasi secara
menyeluruh , kita harus menjadikan koperasi yang ada Indonesia ini sebagai
koperasi yang baik dan mari kita memberi perubahan yang ada untuk lebih
mensejahterkan koperasi Indonesia agar menjadi lebih baik lagi.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar