Kamis, 23 Oktober 2014

BAHASA INDONESIA 2 (BAB 2 BERPIKIR DEDUKTIF)


TUGAS SOFTKILS 1

NAMA : FARAH AZHARIANA
NPM : 22212757
KELAS :  3EB20
BAB 2
BERPIKIR DEDUKTIF


  •      Pengertian berpikir deduktif
Berpikir adalah berbicara dengan diri sendiri dan mempertimbangkan, menganalisa, membuktikan, bertanya mengapa dan untuk apa sesuatu terjadi. Orang yang berbahagia dan tenteram hidupnya ialah orang yang memikirkan setiap langkahnya secara akal sehat dan tepat.


  • Pengertian Metode Berpikir Deduktif
Metode Berpikir Deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan dalam hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dapat dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Contohnya :  Masyarakat Indonesia Konsumtif (umum)
Dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus)


  •      Jenis penalaran deduktif  yaitu:
  1. Silogisme Kategorial        : Silogisme yang terjadi dari tiga proposisi atau proposisi merupakan kategorial.
  2. Silogisme Hipotesis         : Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi     konditional hipotesis.
  3. Silogisme Alternatif        : Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Untuk membenarkan salah satu alternatifnya adalah premis minornya.
  4. Entimen                          : Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan.

  •    Contoh Emiten adalah Anda menerima hadiah pertama karena Anda telah menang dalam sayembara itu.
  •     Contohnya Alternatif :  Nenek Hani berada di Jakarta atau Bekasi                                                              Nenek Hani berada di Jakarta 
  •                                                         ∴ Jadi, Nenek Sumi tidak berada di Bekasi
  • Contoh silogisme Kategorial: 
  •      Semua tumbuhan membutuhkan air. (Premis Mayor/ Premis Umum). 
  •      Akasia adalah tumbuhan (Premis Minor / Premis Khusus) 
  •      Akasia membutuhkan air (Konklusi / Kesimpulan).

  • Contoh Silogisme Hipotetik:
  •      Jika hujan Saya naik becak.(mayor) Sekarang hujan.(minor)
  •      Saya naik becak (konklusi)

  • Kaedah- kaedah dalam silogisme kategorial adalah :
1.     Silogisme harus terdiri atas tiga term yaitu : term mayor, term minor, term penengah.
2.    Silogisme terdiri atas tiga proposisi yaitu premis mayor, premis minor, dan kesimpulan.
3.    Dua premis yang negatif tidak dapat menghasilkan simpulan.
4.    Bila salah satu premisnya negatif, simpulan pasti negative.
5.    Dari premis yang positif, akan dihasilkan simpulan yang positif.
6.    Dari dua premis yang khusus tidak dapat ditarik satu simpulan.
7.    Bila premisnya khusus, simpulan akan bersifat khusus.
8.    Dari premis mayor khusus dan premis minor negatif tidak dapat ditarik satu simpulan.


  • Ciri-ciri paragraf berpola Deduktif 
Penalaran deduktif adalah proses  penalaran yang bertolak dari peristiwa-peristiwa yang sifatnya umum menuju pernyataan khusus. Apabila diidentifikasisecara terperinci, paragraf berpola Deduktif memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
A.   Letak kalimat utama di awal paragraf
B.    Diawali dengan pernyataan umum disusul dengan uraian atau penjelasan khusus
C.    Diakhiri dengan penjelasan

Contohnya: Setiap individu bersifat unik. Artinya, ia memiliki perbedaandengan yang lain. Perbedaan itu bermacam-macam, mulaidari perbedaan fisik, pola berpikir, dan cara merespons ataumempelajari hal yang baru. Dalam hal ini, misalnya dalammenyerap pelajaran, ada individu yang cepat dan ada yang lambat.
    

  •      Ciri-ciri Deduktif
1.     Berawal dari sesuatu yang umum
2.    Penjelasan merupakan hal-hal yang khusus
3.    Berasal dari asumsi-asumsi logis
4.    Menggunakan metode silogisme dan etimem
5.    Suatu saat bisa dibuktikan
6.    Kebenarannya jelas dan nyata

Ø  Beberapa contoh silogisme hipotetis terlihat di bawah ini:
·         
       Silogisme hipotetis:
Bila hari tidak hujan, Adi akan pergi ke bandara.
Hari hujan.
Oleh karena itu, Adi tidak pergi ke bandara.
·         Silogisme disjungtif:
A atau B                             Aris menulis prosa atau puisi
Ternyata bukan A               Ternyata Aris tidak menulis prosa
Maka B                               Maka, Aris menulis puisi
·         Silogisme konjungtif:
A tidak mungkin                 Aris tidak mungkin sekaligus menulis prosa dan puisi sekaligus B dan C
Ternyata A adalah B           Ternyata Aris menulis prosa
Maka, A bukan C              Maka, Aris tidak menulis puisi

Kesimpulan : jadi, Berpikir adalah berbicara dengan diri sendiri dan mempertimbangkan, menganalisa, membuktikan, bertanya mengapa dan untuk apa sesuatu terjadi. Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Kesimpulan deduktif dibentuk dengan cara deduksi. Yaitu dimulai dari hal-hal umum, mengarah kepada hal-hal yang khusus atau hal-hal yang lebih rendah.


SUMBER :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar