TUGAS
SOFTKILS 1
NAMA : FARAH AZHARIANA
NPM : 22212757
KELAS : 3EB20
BAB 2
BERPIKIR
DEDUKTIF
- Pengertian berpikir deduktif
Berpikir adalah
berbicara dengan diri sendiri dan mempertimbangkan, menganalisa, membuktikan,
bertanya mengapa dan untuk apa sesuatu terjadi. Orang yang berbahagia dan
tenteram hidupnya ialah orang yang memikirkan setiap langkahnya secara akal
sehat dan tepat.
- Pengertian Metode Berpikir Deduktif
Metode Berpikir Deduktif adalah
metode berpikir yang menerapkan dalam hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk
seterusnya dapat dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Contohnya : Masyarakat Indonesia Konsumtif (umum)
Dikarenakan
adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus)
- Jenis penalaran deduktif yaitu:
- Silogisme Kategorial : Silogisme yang terjadi dari tiga proposisi atau proposisi merupakan kategorial.
- Silogisme Hipotesis : Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis.
- Silogisme Alternatif : Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Untuk membenarkan salah satu alternatifnya adalah premis minornya.
- Entimen : Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan.
- Contoh Emiten adalah Anda menerima hadiah pertama karena Anda telah menang dalam sayembara itu.
- Contohnya Alternatif : Nenek Hani berada di Jakarta atau Bekasi Nenek Hani berada di Jakarta
- ∴ Jadi, Nenek Sumi tidak berada di Bekasi
- Contoh silogisme Kategorial:
- Semua tumbuhan membutuhkan air. (Premis Mayor/ Premis Umum).
- Akasia adalah tumbuhan (Premis Minor / Premis Khusus)
- Akasia membutuhkan air (Konklusi / Kesimpulan).
- Contoh Silogisme Hipotetik:
- Jika hujan Saya naik becak.(mayor) Sekarang hujan.(minor)
- Saya naik becak (konklusi)
- Kaedah- kaedah dalam silogisme kategorial adalah :
1. Silogisme
harus terdiri atas tiga term yaitu : term mayor, term minor, term penengah.
2. Silogisme
terdiri atas tiga proposisi yaitu premis mayor, premis minor, dan kesimpulan.
3. Dua
premis yang negatif tidak dapat menghasilkan simpulan.
4. Bila
salah satu premisnya negatif, simpulan pasti negative.
5. Dari
premis yang positif, akan dihasilkan simpulan yang positif.
6. Dari dua
premis yang khusus tidak dapat ditarik satu simpulan.
7. Bila
premisnya khusus, simpulan akan bersifat khusus.
8. Dari
premis mayor khusus dan premis minor negatif tidak dapat ditarik satu simpulan.
- Ciri-ciri paragraf berpola Deduktif
Penalaran deduktif adalah
proses penalaran yang bertolak dari peristiwa-peristiwa yang sifatnya
umum menuju pernyataan khusus. Apabila diidentifikasisecara terperinci,
paragraf berpola Deduktif memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
A. Letak
kalimat utama di awal paragraf
B. Diawali
dengan pernyataan umum disusul dengan uraian atau penjelasan khusus
C. Diakhiri
dengan penjelasan
Contohnya: Setiap individu
bersifat unik. Artinya, ia memiliki perbedaandengan yang lain. Perbedaan itu
bermacam-macam, mulaidari perbedaan fisik, pola berpikir, dan cara merespons
ataumempelajari hal yang baru. Dalam hal ini, misalnya dalammenyerap pelajaran,
ada individu yang cepat dan ada yang lambat.
- Ciri-ciri Deduktif
1.
Berawal dari sesuatu yang umum
2.
Penjelasan merupakan hal-hal yang khusus
3.
Berasal dari asumsi-asumsi logis
4.
Menggunakan metode silogisme dan etimem
5.
Suatu saat bisa dibuktikan
6.
Kebenarannya jelas dan nyata
Ø Beberapa
contoh silogisme hipotetis terlihat di bawah ini:
·
Silogisme hipotetis:
Bila hari tidak hujan, Adi akan
pergi ke bandara.
Hari hujan.
Oleh karena itu, Adi tidak pergi
ke bandara.
·
Silogisme disjungtif:
A atau B Aris
menulis prosa atau puisi
Ternyata bukan A
Ternyata
Aris tidak menulis prosa
Maka B
Maka, Aris menulis puisi
·
Silogisme konjungtif:
A tidak mungkin
Aris
tidak mungkin sekaligus menulis prosa dan puisi sekaligus B dan C
Ternyata A adalah
B Ternyata
Aris menulis prosa
Maka, A bukan C Maka,
Aris tidak menulis puisi
Kesimpulan : jadi, Berpikir
adalah berbicara dengan diri sendiri dan mempertimbangkan, menganalisa, membuktikan,
bertanya mengapa dan untuk apa sesuatu terjadi. Penalaran adalah proses
berpikir yang bertolak dari pengamatan indera yang menghasilkan sejumlah konsep
dan pengertian. Kesimpulan deduktif dibentuk dengan cara deduksi. Yaitu dimulai
dari hal-hal umum, mengarah kepada hal-hal yang khusus atau hal-hal yang lebih
rendah.
SUMBER :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar